Kamis, 27 Desember 2012

MENGEMBANGKAN INSTRUMEN (BAB 10)


MENGEMBANGKAN INSTRUMEN
A.            PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN
Tahapan proses pengembangan instrumen, yaitu :
1.             Pendifinisian alat ukur
Dalam pendifinisian alat ukur, pengembang instrumen hendaknya merumuskan tujuan dibuatnya alat ukur (eksploratif, konseling, diagnostik, atau ingin meminta respon terhadap sesuatu. Dalam tahap ini perlu juga dikenali ranah apa yang akan diukur, dasar konseptual teoritis yang digunakan, dan subjek yang akan dikenai intrumen.
2.             Memilih Model Skala Yang Akan Digunakan
Pemilihan model skala tertentu akan dengan sendirinya mempengaruhi model pertanyaan/pertanyaan yang akan disusun.
3.      MenuliskanPernyataan/Pertayaan
Biasanya dalam menuliskan butir pernyataan seseorang seorang pengembang instrumen akan membuat kisi-kisi instrumen terlebih dahulu (gregory menyebutnya dengan istilah table of specifications). Adanya kisi-kisi instrumen ini akan menjamin pengembang instrumen dalam menuliskan pernyataan yang diinginkan sesuai dengan teori yang diacunya.
4.      Uji Coba Instrumen
Suryabrata (1999) menyarankan bahwa dalam pelaksanan uji coba ini, ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, subjek yang akan diberi perlakuan (instrumen) saat uji coba harus dapat mewakili subjek sebenarnya akan dikenai  intrumen tersebut. Kedua, soal yang diuji cobakan juga harus memiliki representasi terhadap objek yang diukur
5.      Analisi Butir Soal
Analisis bertujuan untuk memperoleh butir soal yang baik, yang dapat digunakan untuk mengukur atribut yang dimiliki subjek yang akan dikenai instrumen ini.
6.      Revisi Butir Pernyataan
Kegiatan revisi ini memungkinkan peneliti untuk melakukan uji coba instrumen kedua  seandainhya ditemukan banyak kelemahan dalam instrumen tersebut .
7.      Pemberian Norma
8.      Pemberian Skor
9.      Standarisasi Instrumen
10.  Publikasi Instrumen

B.            ADAPTASI INSTRUMEN DARI LUAR NEGERI
Penelitian dengan menggunakan latar budaya yang berbeda tentunya memerlukan kehati-hatian agar tidak terjadi pemaknaan hasil yang keliru. Hal ini dikarenakan satu konsep variabel tertentu dinegara tertentu akan memiliki makna berbeda dengan di negara lainnya. Pada akhirnya instrumen yang akan digunakan dalam penelitian dengan latar budaya yang berbeda harus memiliki hal yang oleh Mastumoto (1996) disebutnya dengan istilah equivalence (kesetaraan) dalam hal  Translasi, Konsep, dan ukuran (metrik).


Daftar Pustaka: 
Idrus, Muhammad, (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar